MusiEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS) menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Polri dalam menangani aksi demonstrasi mahasiswa, buruh, dan masyarakat sipil pada 25-31 Agustus 2025.
Ketua Umum PP HIMA PERSIS, Sholahudin Hasan, menilai Polri berhasil menjaga keseimbangan antara kebebasan menyampaikan pendapat dengan kebutuhan menjaga keamanan publik.
Kata Sholahudin, pihaknya menyaksikan bagaimana aparat Polri berusaha mengawal jalannya aksi dengan pendekatan yang cukup terukur. “Tentu saja menjaga keamanan di tengah ribuan massa bukanlah perkara mudah.
Tapi dalam beberapa hari itu, Polri berupaya untuk menghindari benturan yang lebih luas, serta memastikan aspirasi tetap bisa disampaikan. Kami mengapresiasi langkah ini,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (14/9/2025).
Menurutnya, demokrasi yang sehat hanya dapat berjalan apabila ada ruang aman bagi masyarakat untuk bersuara. Dalam konteks ini, kehadiran Polri bukan semata-mata sebagai pengendali massa, melainkan juga penjaga agar ruang demokrasi tidak terganggu.
“Demonstrasi adalah hak konstitusional yang dijamin undang-undang. Ketika aparat hadir dengan sikap profesional dan proporsional, maka hak itu tetap terlindungi tanpa mengorbankan stabilitas bangsa,” tambahnya.
Sholahudin juga mengapresiasi langkah cepat Polri menindaklanjuti dugaan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh oknum aparat. Ia menilai, respons semacam ini penting untuk menjaga kredibilitas institusi.
HIMA PERSIS menangkap sinyal positif dari sikap Polri yang tidak menutup mata terhadap dugaan pelanggaran. “Respons cepat untuk memproses oknum yang diduga melanggar prosedur menunjukkan komitmen institusi untuk tetap profesional dan akuntabel. Ini langkah penting agar masyarakat semakin percaya kepada Polri,” jelasnya.
Ia menegaskan, dalam negara demokrasi, aparat keamanan memang selalu berada pada posisi sulit: di satu sisi harus menjaga ketertiban umum, di sisi lain wajib memastikan hak-hak rakyat tidak terabaikan.
Karena itu, sikap profesional yang ditunjukkan Polri menurutnya harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.
“Keseimbangan itu tidak mudah, tetapi kami melihat adanya ikhtiar serius dari Polri. Tentu ini patut diapresiasi,” katanya.
Lebih jauh, Sholahudin mengingatkan bahwa aksi demonstrasi sering kali berpotensi ditunggangi oleh kepentingan politik sempit. Ia menilai, Polri cukup sigap mengantisipasi potensi adanya penunggang gelap dalam aksi akhir Agustus lalu.
“Aspirasi mahasiswa, buruh, dan rakyat harus dijaga agar tetap murni, lahir dari keresahan sosial yang nyata. Jangan sampai suara itu dipelintir untuk kepentingan politik sesaat. Dalam hal ini, Polri menunjukkan ketegasan yang menurut kami patut didukung,” ujarnya.
Sholahudin juga menekankan pentingnya membangun hubungan yang lebih dialogis antara aparat keamanan dan masyarakat sipil, khususnya mahasiswa.
Ia percaya Polri dapat terus memperkuat citra sebagai pengayom rakyat, bukan sekadar alat penegak kekuasaan.
“Kami berharap Polri semakin dekat dengan rakyat, hadir dengan wajah humanis, dan tidak ragu membuka ruang komunikasi dengan mahasiswa maupun elemen masyarakat lainnya. Dengan cara itu, potensi gesekan bisa diminimalisir sejak awal,” terangnya.
Mengakhiri keterangannya, Sholahudin menyerukan agar semua pihak tidak terjebak pada saling menyalahkan, melainkan menjadikan momentum aksi demonstrasi akhir Agustus sebagai bahan refleksi bersama.
HIMA PERSIS mengajak mahasiswa, buruh, aparat, dan pemerintah untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya.
“Jangan ada lagi korban di masa depan. Mari kita rawat demokrasi dengan cara yang beradab. Polri kami harapkan terus konsisten menjaga sikap profesional, humanis, dan tetap berpihak pada rakyat,” pungkasnya. | MusiEkspress.Com | RM | *** |


1 Comment
oke