MusiEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Keputusan kontroversial yang diambil oleh Bupati Aceh Selatan Mirwan MS baru-baru ini memicu gelombang reaksi keras dari berbagai pihak.
Mirwan, yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Aceh Selatan, memutuskan untuk meninggalkan daerahnya dan berangkat umrah pada Selasa (2/12/2025) lalu, di tengah bencana banjir yang melanda wilayah Aceh Selatan dan mengakibatkan banyak korban.
Keputusan ini memicu kecaman, baik dari masyarakat maupun partainya sendiri, yang menilai tindakannya bertentangan dengan tanggung jawab seorang pemimpin daerah.
Bupati Diberhentikan oleh Mendagri, Gerindra Memecat
Tindakan Mirwan yang memilih pergi ke luar negeri saat rakyatnya tengah menderita akibat bencana, membuat Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) akhirnya turun tangan dengan memberhentikan sementara Bupati Aceh Selatan selama tiga bulan.
Keputusan ini disampaikan melalui surat resmi yang menyoroti kelalaian Mirwan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala daerah yang seharusnya hadir di tengah masyarakatnya saat menghadapi krisis.
Tak hanya itu, Partai Gerindra, tempat Mirwan bernaung, juga memberikan sanksi tegas. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Sugiono, mengungkapkan bahwa Mirwan MS dipecat dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan.
Pemecatan ini diambil setelah mempertimbangkan perbuatannya yang bertolak belakang dengan prinsip dan nilai yang dijunjung tinggi oleh partai.
“Keputusan ini diambil karena yang bersangkutan berangkat umrah sementara wilayahnya sedang terdampak bencana banjir.
Ini sangat bertentangan dengan sumpah kader Gerindra yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi,” tegas Sugiono, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (8/12/2025) lalu.
Sugiono menambahkan bahwa kepemimpinan Mirwan dinilai buruk karena keputusannya untuk meninggalkan rakyat di tengah kesulitan.
“Di saat rakyat sedang menghadapi kesusahan, pemimpinnya malah pergi. Ini bukan contoh yang baik bagi seorang kepala daerah.
Seharusnya dia menjadi pelopor dalam mengatasi bencana, bukan justru meninggalkan mereka,” lanjut Sugiono.
Proses Pemecatan dan Pergantian Kepemimpinan
Proses administrasi pemecatan Mirwan dari Partai Gerindra kini tengah berjalan di tingkat DPP Partai Gerindra, dan diperkirakan segera ditandatangani oleh Ketua Umum partai.
Menurut Sugiono, Ketua DPD Gerindra Aceh juga telah diberikan instruksi untuk mencari pengganti Mirwan dan segera menyiapkan surat keputusan untuk penunjukkan pemimpin baru di DPC Gerindra Aceh Selatan.
Namun, pemecatan Mirwan bukan hanya berimbas pada karier politiknya.
Pemerintah Aceh kini harus memikirkan langkah-langkah selanjutnya untuk memastikan kepemimpinan yang lebih responsif dan efektif di Aceh Selatan, terutama untuk menghadapi dampak lanjutan dari bencana yang melanda.
Banjir di Aceh Selatan ; Dampak dan Kebutuhan Mendesak
Bencana banjir yang melanda Aceh Selatan telah menelan korban jiwa dan merusak infrastruktur vital, seperti jalan, jembatan, serta rumah-rumah warga.
Ribuan orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara kebutuhan logistik dan bantuan medis mendesak.
Bahkan, beberapa kawasan terisolir sehingga membuat proses evakuasi menjadi sangat menantang.
Masyarakat, yang seharusnya mendapatkan perhatian penuh dari pemimpin daerah mereka, merasa kecewa atas ketidakhadiran Mirwan dalam situasi darurat ini.
Mereka berharap pemerintah daerah bisa lebih proaktif dalam menanggapi bencana dan memberikan rasa aman kepada warga yang terdampak.
Kritik Terhadap Kepemimpinan yang Tidak Responsif
Keputusan Mirwan untuk berangkat umrah di tengah bencana ini tidak hanya mengecewakan masyarakat, tetapi juga menimbulkan kritik terhadap kurangnya responsivitas dan kepedulian sosial seorang pemimpin.
Banyak pihak menilai, bahwa pemimpin daerah seharusnya memberikan contoh kepemimpinan yang baik, terutama dalam situasi darurat seperti bencana alam.
Akuntabilitas dalam kepemimpinan menjadi salah satu sorotan.
Seorang pemimpin harus mampu hadir di tengah rakyatnya saat dibutuhkan, memberikan solusi konkret, dan memastikan segala upaya pemulihan dilakukan dengan maksimal.
Ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak, bahwa tanggung jawab seorang kepala daerah tidak bisa diabaikan hanya karena alasan pribadi.
Refleksi dan Harapan Ke Depan
Peristiwa ini menyadarkan kita bahwa kepemimpinan yang baik bukan hanya soal posisi atau jabatan, tetapi juga integritas dan tanggung jawab terhadap rakyat.
Dalam situasi bencana, kehadiran seorang pemimpin sangat krusial untuk menenangkan warga, memimpin penanggulangan bencana, dan mengatur distribusi bantuan dengan efektif.
Di sisi lain, langkah-langkah yang diambil oleh Mendagri dan Partai Gerindra mencerminkan pentingnya kepemimpinan yang mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.
Pemecatan Mirwan dapat menjadi momentum bagi perbaikan dalam kepemimpinan daerah, untuk memastikan bahwa kepentingan rakyat selalu menjadi prioritas utama.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi para pemimpin daerah lainnya agar selalu mengedepankan kepentingan masyarakat, terutama dalam situasi yang memerlukan perhatian penuh dan tindakan cepat.
Kita semua berharap, kedepannya, daerah seperti Aceh Selatan dapat dipimpin oleh sosok yang lebih tanggap dan peduli terhadap nasib rakyatnya, tanpa mengabaikan tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan. | MusiEkspress.Com | */Redaksi | *** |


1 Comment
oke