MusiEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Setelah beberapa hari menjadi buronan, Febrianto (31), warga Trenggalek, Jawa Timur, akhirnya berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian. Ia merupakan pelaku pembunuhan terhadap seorang wanita hamil yang ditemukan tewas di sebuah hotel di Palembang pada awal Oktober lalu. Penangkapan tersebut dilakukan oleh tim gabungan Jatanras Polda Sumatera Selatan dan Satreskrim Polrestabes Palembang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, pada Rabu (15/10) lalu.
Tersangka yang sempat buron selama beberapa hari, berhasil diamankan setelah penyelidikan mendalam yang melibatkan berbagai pihak. Saat hendak ditangkap, Febrianto melakukan perlawanan terhadap petugas. Akibatnya, aparat terpaksa mengambil tindakan tegas dengan melumpuhkan pelaku menggunakan tembakan di bagian kakinya.
Pembunuhan Dipicu Emosi Sesaat
Dalam pemeriksaan awal, Febrianto mengaku bahwa dirinya membunuh korban, yang diketahui bernama Siti Zulaikha, lantaran tersulut emosi. Ia merasa marah karena disuruh keluar dari kamar hotel meski waktu sewa masih tersisa. “Saya kesal disuruh keluar padahal waktu belum habis. Karena emosi, saya langsung mencekik korban dari belakang menggunakan bajunya,” ungkap Febrianto dengan wajah datar.
Pelaku juga menyebutkan bahwa korban sempat berusaha melawan, namun tak bisa bertahan lama hingga akhirnya tewas di tangan Febrianto. Setelah memastikan korban tak bernyawa, tersangka mengambil sepeda motor dan telepon genggam milik korban, lalu melarikan diri dari lokasi.
“Setelah kejadian itu, saya merasa takut. Seperti dihantui oleh arwah korban. Di rumah, saya seperti melihat dia mengenakan baju putih, sambil menggendong bayi. Arwah itu seolah menyuruh saya untuk meminta maaf dan mengadakan selamatan. Karena panik, saya buang handphone ke sungai dan meninggalkan motor korban supaya tidak terlacak,” tambah Febrianto, sembari menggambarkan ketakutannya.
Pengakuan Pelaku: Usai Pembunuhan, Pelaku Membawa Kabur Harta Benda Korban
Febrianto juga mengakui telah membawa kabur barang-barang milik korban setelah membunuhnya, termasuk harta benda pribadi seperti telepon genggam dan sepeda motor. Polisi pun berhasil menyita sejumlah barang bukti yang terkait dengan korban, termasuk pakaian dan celana yang dikenakan oleh Siti Zulaikha saat kejadian.
Motif Pembunuhan: Perkenalan Lewat Media Sosial
Menurut Kombes Pol Johannis Bangun, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel, pembunuhan ini berawal dari hubungan yang terjalin antara pelaku dan korban melalui media sosial. Keduanya sempat bertukar pesan dan akhirnya sepakat untuk bertemu di sebuah hotel di Palembang.
“Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku dan korban saling mengenal melalui media sosial dan sempat membuat janji untuk bertemu di hotel tersebut,” kata Kombes Johannis Bangun dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Sumsel, Kamis (16/10).
Dugaan sementara, selain pembunuhan, pelaku juga membawa kabur barang milik korban setelah kejadian tersebut, dan kini kasus ini terus dikembangkan oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian juga telah mengamankan sejumlah barang bukti yang terkait dengan kejadian tersebut.
Masih Ada Misteri yang Belum Terungkap
Namun, meski pelaku telah tertangkap dan mengakui perbuatannya, beberapa detail kasus ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Mengapa hubungan yang seharusnya berlangsung damai melalui perkenalan di media sosial bisa berujung pada pembunuhan kejam seperti ini? Apakah ada faktor lain yang mempengaruhi emosi pelaku hingga mengakibatkan tragedi ini?
Selain itu, pernyataan pelaku yang merasa dihantui oleh arwah korban menambah dimensi psikologis yang menarik dalam kasus ini. Apakah ini hanya reaksi ketakutan seorang pelaku, atau memang ada faktor lain yang mendorongnya untuk mengaku mengalami gangguan mental pasca-peristiwa tragis tersebut?
Dengan penangkapan Febrianto, harapan masyarakat kini tertuju pada kepolisian untuk mengungkap seluruh rangkaian peristiwa ini dengan jelas. Meskipun kasus pembunuhan ini sudah masuk tahap penyelidikan lebih lanjut, pertanyaan besar mengenai motif sebenarnya dan bagaimana kejadian itu bisa terjadi masih terbuka lebar.
Masyarakat Menunggu Proses Hukum yang Adil
Kasus ini juga mengundang perhatian publik tentang ancaman kekerasan yang bisa muncul dari hubungan yang dimulai secara online. Dalam beberapa kasus, ketidakharmonisan dalam komunikasi digital dapat berujung pada kekerasan fisik yang tak terduga. Terlebih, dengan adanya korban yang sedang hamil, tragedi ini semakin memperparah dampak emosional bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Kini, masyarakat menantikan bagaimana proses hukum akan berjalan, berharap agar keadilan bisa ditegakkan bagi korban dan keluarga yang ditinggalkan. Polisi juga diharapkan untuk terus mengembangkan penyelidikan, mengungkap lebih banyak fakta terkait dengan motif pelaku dan kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya waspada dalam berinteraksi di dunia maya dan berhati-hati dalam menjaga hubungan, agar tak terjebak dalam situasi yang bisa berujung pada tragedi yang tak terduga. | MusiEkspress.Com | */Redaksi | *** |


1 Comment
oke