Beijing | China | MusiEkspress.Com | JSCgroupmedia ~ Tiongkok mencatat 1,81 juta pendaftaran pernikahan pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, menandai penurunan 8 persen dari periode yang sama pada tahun 2024, menurut data dari Kementerian Urusan Sipil.
Dilansir dari 人民网 (28/04/25), setelah sembilan tahun berturut-turut mengalami penurunan, jumlah pendaftaran pernikahan di Tiongkok sempat meningkat kembali pada tahun 2023.
Namun, tren penurunan kembali terjadi pada tahun 2024, dengan jumlah pendaftaran mencapai titik terendah sejak tahun 1980.
Para ahli menghubungkan penurunan umum ini dengan menyusutnya populasi orang dalam rentang usia yang cocok untuk menikah, berubahnya persepsi tentang pernikahan, dan kekhawatiran keuangan yang terkait dengan pernikahan.
“Pada tahun 1980-an, lebih dari 20 juta orang lahir setiap tahun di Tiongkok, tetapi sejak tahun 2000, jumlah tersebut telah turun menjadi lebih dari 10 juta per tahun.
Jadi, wajar saja jika jumlah dasar pendaftaran pernikahan kini jauh lebih rendah,” kata Jiang Quanbao, seorang profesor di lembaga studi kependudukan dan pembangunan di Universitas Xi’an Jiaotong di Provinsi Shaanxi, Tiongkok barat laut.
Sosiolog Li Yinhe meyakini meningkatnya jumlah individu lajang terkait erat dengan proses urbanisasi dan modernisasi yang sedang berlangsung di Tiongkok.
“Dulu, perempuan yang tidak menikah sering kali tidak memiliki sarana untuk menghidupi diri sendiri.
Namun, kini, perempuan sudah sepenuhnya mampu mencari nafkah sendiri dan tidak perlu lagi bergantung pada laki-laki. Akibatnya, keinginan untuk menikah pun menurun drastis dibanding masa lalu,” jelasnya.
Sementara masyarakat Tiongkok makin menerima orang yang hidup sendiri, penurunan angka pernikahan juga menyebabkan menurunnya angka kelahiran tren yang memicu meningkatnya kekhawatiran publik.
Menanggapi perubahan ini, otoritas di seluruh Tiongkok telah memperkenalkan berbagai insentif untuk mendorong terciptanya masyarakat yang ramah terhadap pengantin baru.
Awal bulan ini, pemerintah merevisi aturan pendaftaran pernikahannya, mengurangi dokumen yang harus diisi dan memberi pasangan lebih banyak keleluasaan untuk memilih tempat mendaftarkan pernikahan mereka. Peraturan baru tersebut akan mulai berlaku pada tanggal 10 Mei tahun ini.
Beberapa daerah sudah mulai menawarkan insentif untuk mendorong pernikahan.
Di sebuah desa di Guangzhou, Provinsi Guangdong di Tiongkok selatan, pasangan pengantin baru dapat mengajukan bonus hingga 40.000 yuan (sekitar 5.490 dolar AS), sementara kota Lyuliang di Provinsi Shanxi di Tiongkok utara menawarkan 1.500 yuan untuk wanita yang menikah pada usia 35 tahun atau di bawahnya.
Selain itu, Provinsi Zhejiang di bagian timur telah memperpanjang cuti pernikahan berbayar dari tiga menjadi 13 hari. | MusiEkspress.Com | Bolong | ***|
1 Comment
wah gawat ini